Dimanakah saya sebelas tahun lalu, itu berarti tahun 1997 bukan? Hmmm sebenarnya sih ada dimana-mana, maksudnya..saya juga mengalami banyak kejadian dan bepergian juga, antara Ngawi-Surabaya-Malang dan kota-kota di wilayah Jawa Timur, tapi ada satu perjalanan yang tidak akan kulupakan seumur hidup, pengalaman yang berharga yang mungkin sulit untuk terulang lagi. Hah, kemanakah, perjalanan apakah, dan dengan siapakah saya mengalaminya? Ya, jawabannya adalah LATSITARDA XVIII di Propinsi Riau. Dan inilah foto yang masih merekam kejadian sebelas tahun lalu, saya diantara teman-teman AKABRI (yang sekarang mungkin rata-rata sudah berpangkat mayor). Hayo tebak saya yang mana?
Apakah LATSITARDA itu? Akronim itu singakatan dari Latihan Integrasi Taruna Dewasa, hmmm kegiatan ini seperti bakti taruna AKABRI (AKMIL, AAL, AAU dan AKPOL – dulu Akademi Kepolisian masih menjadi bagian dari AKABRI sebelum akhirnya sekitar tahun 1999 ada pembaharuan sistem ketentaraan di Indonesia dimana ABRI dipecah menjadi TNI dan Kepolisian) plus STPDN (yah, itulah sekolah praja yang beberapa kasus kekerasaannya menjadi polemik hingga sekarang) plus mahasiswa yang diundang untuk mengikuti kegiatan itu. Walhasil, saya yang pengin tahu banget tentang bagaimanakah kehidupan militer itu memberanikan diri mendaftar ikut kegiatan ini (dengan mengorbankan ujian tengah semester sehingga indeks prestasi saya semester itu jadi nol komas sekian hahaha plus kulit jadi gosong, tapi akhirnya piagam kegiatan ini mampu menggantikan nilai KKN saya menjadi A!!). Ya, saya dapat mengkonversi nilai KKN saya (yang tidak saya ikuti melalui kampus saya di Universitas Airlangga Surabaya) yang berasal dari Piagam Danjen AKABRI waktu itu, hehe lumayan…jarang kan nilai KKN dapat A, rata-rata teman seangkatan saya dapat nilai KKN-nya B, meski perjuangannya luar biasa juga untuk dapat nilai A itu, antara lain buat laporan sendiri:)
Mahasiswa yang diikutkan oleh tiap universitas yang diundang Panitia LATSITARDA ini rata-rata 20 orang, seangkatan saya waktu itu yang mahasiswa berasal dari Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, ITS, ITB, dan Universitas Diponegoro plus 2 universitas dimana lokasi LATSITARDA berada, yaitu Universitas Riau dan satu sekolah tinggi agama (IAIN di Riau). Jadi begitulah, saya yang daftar jauh-jauh hari sudah menyiapkan mental dan fisik agar dapat mengikuti kegiatan ini. Dengan dibekali uang saku, baju-sepatu-kaos-topi-ransel ala maka mahasiswa yang ikut kegiatan MENWA, maka begitulah saya harus menyesuaikan diri dengan atribut seperti itu hehehe..awalnya susah juga, tapi lama-lama biasa..menyesuaikan betapa harus cepat saya dan teman-teman lain untuk bersiap jika dipanggil untuk apel:)
Dalam LATSITARDA, dibagi menjadi beberapa satuan latihan (disingkat satlat), dimana masing-masing satlat tersebut semua (mulai komandan satlat, regu, maupun kelompok) dipimpin oleh taruna/praja dari salah satu sekolah yang tergabung dalam AKABRI dan STPDN, tetapi pesertanya adalah campuran dari AKABRI, STPDN dan mahasiswa, sehingga semuanya membaur. Gambarannya begini, di LATSITARDA ada 5 satlat : Satlat Macan dipimpin Taruna dari AKMIL, Satlat Elang dipimpin Taruna AAU, Satlat Kijang dipimpin Taruna AKPOL, Satlat Hiu dipimpin oleh Taruna AAL, dan Satlat Gajah dipimpin Praja STPDN. Saya dan beberapa teman perempuan dari Unair bergabung dengan Satlat Macan (yang katanya terkenal galak dan disiplin, maklum dari AKMIL hehehe).
Maka perjalanan naik kapal perang dari Surabaya (dengan seluruh taruna AAL plus mahasiswa dari Unair, Unibraw dan ITS) dimulailah, menuju Semarang dimana kami akan bertemu peserta LATSITARDA lainnya. AKMIL dari Magelang, AAU dari Jogja, AKPOL dan mahasiswa Undip dari Semarang sendiri serta STPDN dan ITB dari Bandung. Di Semarang-lah kami harus berpencar mencari satlat masing-masing, berpedoman pada bendera besar warna merah bergambar macan, saya dan teman-teman dari Surabaya berhasil menemukan satlat kami. Demikian juga mereka yang harus mencari satlat masing-masing, mecari bendera besar bergambar kijang, hiu, gajah dan elang. Rasanya luar biasa, dan yang paling membuat capek tentu saja adalah upacara, upacara dan upacara yang diawali dengan gladi kotor satu, dua, tiga plus gladi resik satu, dua, dan tiga. Bayangkan, belum ada upacara yang sesungguhnya pun banyak mahasiswi yang pingsan hihihi..untung saya sehat-sehat saja, alhamdulillah…Ucapaca pembukaan yang dipimpin Panglima ABRI (waktu itu) Jendral Faisal Tanjung di Pelabuhan Semarang-pun berlangsung dengan tertib, yang mengawali perjalanan panjang kami menuju Pelabuhan Dumai Propinsi Riau (waktu itu juga belum ada Prop. Kepulauan Riau).
Perjalanan panjang selama hampir lima hari, dengan kegiatan utama apel pagi, siang, dan malam menjadi kegiatan rutin. Berbagai materi juga disampaikan di atas kapal perang kami (tiap satlat terkumpul menjadi satu kapal). Kapal Satlat Macan kami bernama KRI Teluk Banten, dengan seisi kapal hampir 600 orang, mesti antre kalau mandi (karena air cuma mengalir selama 10 menit), tetap apel meski waktu itu muali kabut asap di Riau hingga ke perairannya, dan segala macam suka duka bersama bersaing denga kecepatan kami memakai sepatu dan baju jika tiba-tiba mesti apel (dalam keadaan kabut asap-pun kami tetap apel dengan memakai masker, bahkan pernah apel di tank dek, itu…kapal bagian bawah sendiri yang fungsinya sebagai tempat parkir tank-tank, hmmm bayangkan betapa besarnya kapal perang eks Jerman Timur ini). Dalam keadaan banyak teman pun karena kita tidak terbiasa hidup di laut (kecuali awak kapal dan teman-teman dari AAL yang biasa melaut), kami kadang tetap merasa kesepian di tengah-tengah laut, kadang bagi yang tidak tahan juga akan mual dan muntal dengan gelombang besar yang kadang menghantam. Subahanallah betapa kuasanya Tuhan, kapal sebesar itu pun bisa goyang-goyang karena air laut!!
Tapi yang menyenangkan adalah jika malam kita bisa melihat langit hitam bertaburan bintang indah, atau kita bisa menikmati sinar matahari pagi yang cerah dan hangat…hmmmmm, ini sering saya lakukan bahkan sempat foto bersama dengan Bang Budi dan teman dari STPDN, Tri.
Sesampai di Riau pun, kami pun masih ada pembagian tempat pelaksanaan kegiatan, dan akhirnya saya dan teman-teman Satlat Macan menempati Kabupaten Indragiri Hilir, itu adalah kabupaten terujung dari Propinsi Riau (apalagi jika dihitung dari Pelabuhan Dumai), berbatasan dengan Propinsi Jambi. Maka mulailah perjalanan panjang selama hampir 24 jam dengan menumpang bus kecil yang jumlahnya puluhan, diiringi patroli polisi yang membuat semua kendaraan minggir. Dengan melewati Komplek Perumahan CALTEX, Pekanbaru, Rengat (ibukota Kab. Indragiri Hulu), dan akhirnya Tembilahan (ibukota Kab. Inhil) melewati jalan-jalan antar kota yang sempit, dari situlah saya menyadari betapa tidak adilnya pembangunan Indonesia waktu itu (apalagi sudah mulai krisis moneter saat itu). Daerah sekaya Riau (yang menambang minyak-nya pun di darat, tidak di laut) ternyata masih cukup miskin di mata saya, dibanding kota-kota di Jawa dengan jalan-jalan yang lebar dan juga mempunyai jalan tol. Wah, langsung saya maklum dan mengerti kenapa waktu itu Aceh pengin merdeka sendiri, atau Papua yang selalu bergejolak. Betapa negara ini memang salah urus dan kami yang dari Jawa ini jadi merasa malu sekali jika mengingat sebagian besar uang dari daerah luar Jawa disedot ke Jawa, hiks.
Tapi, itulah mungkin jalan hidup yang telah saya tempuh…dengan adanya sedikit kesadaran dan pengalaman itu, dimana saya di Kab. Inhil pun saya ditempatkan di Kec. Batang Tuaka Desa Sungai (Sei) Piring, sangat terpencil, kalau mau ke ibukota kabupaten pun harus naik speed boat 30 menit, yang pasarnya cuma ada sepekan sekali, membuat saya merasa bersyukur. Bermain dan belajar dengan anak-anak sekitar tempat tinggal saya selama 1,5 bulan membuat saya ingin harus sesuatu untuk negeri ini. Senyuman anak-anak desa terpencil itu masih terbayang hingga sekarang ketika kami berolah raga sore bersama.
Dan akhirnya, sebelas tahun kemudian, Agustus 2008 lalu saya berkesempatan lagi ke Indragiri Hilir meski tidak sampai ke desa tempat saya menghabiskan 1,5 bulan di tahun 1997 itu. Tembilahan, ibukota Inhil sudah semakin maju, dari perbatasan Indragiri Hulu hingga Tembilahan pun sudah dibangun 124 jembatan untuk menjembatani parit-parit kecil yang merupakan anak Sungai Indragiri. Dan Inhil memang dinamakan Negeri Seribu Parit karena saking banyaknya jembatan kecil-kecil yang dibangun. Dan memang sejak adanya otonomi daerah, Riau semakin berbenah dimana mulai banyak diperbaikinya pelayanan publik kepada masyarakat (ada rumah sakit yang cukup bagus, pelayanan perizinan satu pintu, dll). Meskipun saya tidak sempat ke Batang Tuaka, saya pun sempat memotret beberapa kemajuan sekaligus speed boat yang masih beroperasi meski sekarang untuk menuju kesana sudah ada jembatan kokoh yang menghubungkan dengan Tembilahan.
Hmmm meretas kembali kenangan sebelas tahun lalu, dengan menumpang becak pengemudi samping yang saya naiki keliling Kota Tembilahan tahun ini, di suasana kemeriahan menyambut HUT RI ke 63 lengkap dengan lomba gerak jalan anak-anak SD, plus penjual kaki lima dengan atribut bendera merah putih yang meriah di kota kecil ini membuat saya merenung, betapa ternyata kemajuan pembangunan akan bisa berhasil jika memang ada komitmen yang kuat dari pemerintah, baik di tingkat pusat, propinsi, dan kota/kabupaten. Yah, meskipun itu mungkin belum sepenuhnya menghapus ketidakadilan dan kemiskinan di negeri ini. Maju terus Indonesiaku, tetap semangat !!
Sempat Merinding saAt membaca tulisan ini
Karena tepat hari ini tgl 28 november 2008 saya baru kembali dari latsitarda di Padang
11 tahun yg lalu dan sekarang.. cerita yg sama
situasi yg sama
yg beda hanya sekarang tidak ada lagi satlat Gajah
jadi tinggal 4 Satlat
Saya di Kijang di Kabupaten yg paling terpencil, kecamatan lebih terpencil lagi dan desa yg lebih lebih lagi
Salam kenal Buat Ibu
Salam LATSITARDA NUSANTARA…Saya Sama dengan Ibu tersebut…karena saya LATSITARDA NUSANTARA 1997 Propinsi RIAU saya dari UNIVERSITAS NEGERI RIAU saya di Kabupaten Indragiri Hulu Sat Lat Elang…teman Satu Kompi Berkim Sitompul Sermatar AKMIL.bertemu kembali ketika tugas di Yonif 122 Tombak Sakti sebagai Komandan Batalyon Infanteri Letnan Kolonel Inf.saya Sebagai Kepala Unit Tekhnis Daerah Wilayah VIII kehutanan Tanah Jawa sebuah wilayah yang sama dengan daerah Tugas saya…Demikian menyampaikan terimakasih amen.Salam Hormat Reinold Rio Pasaribu,S.Sos. (Ilmu Pemerintahan).
Halo….saya di kota Tanjung Pinang (Satlat Hiu) tahun 1997 di Riau
Dear onearly, ..
Jadi inget kembali ke masa lalu dech kalo inget Latsitasrda Jambi, coz..saya jg pernah jd rombongan yg sama ke Jambi, tepatnya di SATLAK HIU kebetulan ke lokasi di Desa Pembengis Kec. Sei Serau – Tanjung Jabung (Kuala Tungal – Jambi).
Inget pas kita 1 Peleton gak pernah mandi, akhirnya hrs nyebur ke air rawa..but It’s nice story in my life before.
Melalui Blog ini semoga kita bs saling contact, semoga sukses..and salam kenal kembali. Peace.
Best Regard,
Dudy Bagus Prasetyo
STPDN Angk.05 – Banjarmasin
SATLAK HIU – Latsitarda Jambi
Makasih sdh mampir ke Blogspot saya, mbak !!? Kayaknya mbak bergerak di konsultan juga, yaa..ehh, sama donk !!? Tahun 2007, 2008 s/d 2009 ini saya lg garap program comdev di PT Arutmin Indonesia Satui Mine..nama program-nya “Program Aku Himung Petani Banua”, sambil sharing pengalaman waktu dinas di Seksi PMD Kec. Teweh Tengah – Muara Teweh dulu ke temen2x Comdev AI Satui, Alhamdulillah dalam kurun waktu itu banyak kemajuan yg dicapai dlm program tersebut. Icon-nya adalah Masyarakat Petani Sekitar Tambang..sbg penerima dampak langsung tambang batubara AI Satui. So, sambil kul S.2 sambil magang kerja..tentu aja pengalaman yg menarik, tul gak..mbak ?
Mbak-nya kayaknya jd Tim Penilai Lomba Blogger juga, yaa..bagi2x donk Tip and Triks-nya biar Blog-nya lebih dikenal di dunia maya.
Herankan alumni STPDN jd pengamat IT and Lingkungan..sy sendiri jg bingung, kok bisa yaa ? he3x Ada saran gak, mbak ?
Aku pernag merasakan Latsitarda di Riau pd tahun 1997 , waktu itu aku di Satlat Gajah. Tepatnya di Indragiri Hulu ( Kec Rengat ). Sungguh menyenangkan , bila kita bisa ber-romantisme kembali mengingat masa-masa itu bermain volly dan sepak bola di Stadion Narasinga , mengirim pesan lewat satu-satunya radio swasta yaitu Radio Narasinga. Teman-teman….dimana kalian semua Erni Haris ( STPDN Ponorogo ) Indra Joko ( AAL ) Erwin , Budi , Iwan ( Akmil ) dll , . Masih ingatkah kalian waktu dimalam hari di RSUD Rengat sebelum kita pulang ? di asrama perawat ?….salam sehat selalu kawan
Kita seangkatan om. saya juga latsitarda di riau atau persisnya di kota tanjung pinang (satlat hiu)
jaga amanah kepo0lisian
wahhh ternyata banyak pernah terlibat di Latsitarda ya?:) syukurlah..jd reunian nih hehe
Mbak, tuh baru ketemu di facebook..temen2x Anda waktu Latsitarda Riau..coba crosscheck via Facebook with callsign “Dicky Novriandy”…mudahan msh ada yg kenal tuh.
mba early pengalamannya banyak bener sih…tahun 1997 aku baru selesai berjibaku dengan tahun percobaan di IPB…sedangkan mba early sudah merantau sd riau…tob banget deh…
Sbuah knangn trndh memang gak pnah bs dluapin bro. Jg tali silaturahm
dudi ente krang d mn posisi tugas dan jabatan kapan kita reuni di bandung khusus 05 barak maluku bawah dan info no coll sukarman dari bulu kumba ….
tolong call hp ku : 081803622240/081339810071.
hallo, salam kenal mbak. trims udah ngeadd aku. pertamanya aku bingung siapa mbak ini. terakhir aku nanya ke mas rofik (AIPRD-LOGICA) dan begitu aku liat foto latsitardanya ternyata satu angkatan sama aku. difoto itu anak stpdn feri Djatmiko (kediri) dan dwi warni (Sleman). kalau aku satlat hiu di Natuna mbak, jd kami gak naik KRI tp hercules. BTW thanks and sukses slalu
Halo kawan-kawan semua, masih ingat saya nggak?
Thanks Mbak..
Sumpah saya merinding membaca tulisan mbak..
persis yang diceritakan tapi saya Satlak Kijang
Ds. Kotalama Rengat Barat
Saya dari ITS, bersama Agus Krisdianto, Agus Sudarmaji, Eni Rahmawati, Ida .
thanks mengingatkan kembali pengalaman berharga itu
Salam LATSITATARDA NUSANTARA AKABRI 1997,Saya jadi ingat ketika itu Teman satu Leting kita yang juga Ikut LATSITARDA NUSANTARA AKABRI 1997 Riau di SAT LAT KIJANG (Di bawah kendali AKPOL) daerah Kabupaten Indragiri Hulu adalah : Taripar Arifin Samosir ketepatan kita satu Kampus UNRI dan juga Sama – sama Resimen Mahasiswa (MENWA) kabar terakhir beliau (Taripar Arifin Samosir) adalah : ASN (Aparatur Sipil Negara) sebagai Dosen.Demikian Rekan – rekan Juang semoga ada makna Makasih amen.
Salam LATSITARDA NUSANTARA…selanjutnya terkenang diuraian diatas mengenai Kota Lama (Indra Giri Hulu)…daerah yang dekat dengan Kantor Bupati Indra Giri Hulu dan Kantor Pemerintahan Indra Giri Hulu dibanding ke Kota Rengat sebagai Ibu Kota Indra Giri Hulu.Selepas LATSITARDA NUSANTARA kita kembali ke Kampus…sebagai mana biasa kita kembali kepada kegiatan rutinitas masing – masing…saat itu kita Sebagai Resimen Mahasiswa sekembali LATSITARDA NUSANTARA terinspirasi mengadakan kegiatan yang sama dan saat itu teman Leting saya yang juga Ikut LATSITARDA NUSANTARA dan berada di SAT LAT KIJANG Taripar Arifin Samosir menjadi Komandan Satuan Resimen Mahasiswa UNRI.Setelah koordinasi denga Pihak LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dan Pihak Rektor kita koordinasi dengan Bupati Indra Giri Hulu ketika itu Bapak Drs.Thamsir Rachman.ketepatan Putri Beliau juga adek leting kita Mahasiswa UNRI.Setelah Survey lapangan akhirnya ditetapkan daerah kegiatan di Kota Lama.Kegiatan tersebut diikuti oleh rekan – rekan Mahasiswa dari berbagai Fakultas dan Kegiatan juga di dukung oleh Pemda Kabupaten Indra Giri Hulu dan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) UNRI dan Pihak Rektorat UNRI.Sebagai Komandan Satuan Tugas di amanahkan kepada Saya ketika itu.Satu yang berkesan dan bernilai sejarah bagi saya di Kota Lama adalah : Nilai Sejarah yang ada di Kota Lama berupa Makam Raja – raja Indra Giri…yang sudah cukup lama dan bernilai sejarah.dan ada banyak hal lagi yang memberi kesan bagi Kita…dan rekan – rekan…dan sebagai sebuah Hasil Kegiatan kita membuat sebuah Momentum atau Prasasti Tulisan sebuah Kenangan Dengan Tulisan ” SATGAS Dharma Bhakti Resimen Mahasiswa Satuan 041 Indra Buana Universitas Negeri Riau – Pekan Baru”.dan atas dukungan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Rektorat kegiatan SATGAS DHARMA BHKATI Resimen Mahasiswa Satuan 041 Indra Buana UNRI dapat menjadi pengganti KKN (Kuliah Kerja Nyata) Mahasiswa Peserta.Demikianlah sebuah makna yang terindah bagi kita akan Momentum LATSITARDA NUSANTARA dan Memberi makna terindah bagi kita dan memotivasi kehidupan masa depan Kita kedepan Amen.Salam LATSITRDA NUSANTARA AKABRI 1997.
betul-betul gak nyangka bisa ktm lg dengan beberapa temen di latsitarda dl yg non stpdn,,,,,,,emang desa kita dulu paling mengenaskan…..dl aku mikir ini desa benderanya masih merah putih gak ya……
buat temen2 latsitarda khususnya satlat macan kompi C plese add aku di fb ya…….
buat mbak early thanks bgt buat tulisannya betul2 mengharukan
Early, aku bener2 kehilangan kontak sama semua temen2 peserta latsitarda yg dari Unair..aku dulu di Satlat Hiu dengan DanyonTar Bob Siregar penempatan di Desa Lancang Kuning Tanjunguban Kepri..gimana ya caranya melacak lagi temen2 taruna & praja angkatan tsb ya..
Jangan2 sampean yg nangis di Kapal wkt plg ya….sambil melambai2 nyanyiin lagu langcang kuning….
hahahahaha, banyak yg kaya’ gituu ngga cuma saya kalee 😀
Kegiatan Latsitarda memang memberikan pengalaman dan cerita tersendiri bagi mereka yang pernah terlibat, saya juga peserta Latsitarda Tahun 1996 di Jambi tepat di Desa Air Gemuruh, Kecamatan Muara Bungo, Kabupaten Bungo Tebo, satu induk semang sama Agung (DKI-AKPOL), Rudi Ramdhan (Jabar-AKMIL) dan teman dari STPDN yang suka bikin krupuk dari nasi sisa jatah yang tidak habis,
Nice memory
terima kasih bhakti latsitarda 97 bagi tanah dusun ku
Halooo Yushita, Early kalian dimanaaa, lupa kan sm ay?
hey, hey kalian semuanyaaaa….aku alhamdulillah baik saja, aku di Komisi Informasi Pusat (KIP) dan The Asia Foundation sekarang, tinggal di Jakarta setelah bertahun-tahun tinggal di Jerman 🙂 gimana kalo kita reunian ya ? ada Kristomei (yg sudah sering kontakan dengan aku di FB, pernah ke Jerman juga sama Toar Pioh tp ngga jadi ketemu), ada Aulia, ada Agus Isrok, ada Didin (apa kabarmu…dimana sekarang? kok bisa nemu artikel ini ? Ada Endro dari Unair (kamu dulu FISIP ya ? hehe), ada Umi (sekarang kerja di LIPI), ada Farhan, dll aku udah agak lupa dengan yg Satlat lain, maklum buanyaaaakk bangett !!! kontak aja lewat FB-ku : Early Rahmawati nanti kita bisa nyambung juga ke social media lainnya 🙂
Btw, Didin masih inget ngga pas tugas di kantor lurah Sei Piring trus lihat papan info yang besaaaar banget, aku meragukan krn kamu bisa baca lurus dari ujung ke ujung..eh kamu bilang di Akmil diajarin tuh caranya dan emang benerrr !!!
See you all 🙂
Ada yg tau gak,subari yg dari AAL ini abg angktnya waktu latsitarda di sei lala inhu riau,call 081371517151
Salam Kenangan Latsitarda Nusantara AKABRI 1997 Propinsi Riau….terharu membaca kenangan LATSITARDA NUSANTARA AKABRI 1997 Izin menyampaikan ketika itu saya berada pada SATUAN LATIHAN ELANG….DI BAWAH KOMANDO AAU (AKADEMI ANGKATAN UDARA) KOMPI KARBAK (KARYA BHAKTI DI DESA PANGKALAN BUNUT – KABUPATEN INDRAGIRI HULU) DAN KENANGAN TERINDAH ADALAH:MAKNA DARI LATIHAN INTEGRASI TARUNA DEWASA NUSANTARA TERUTAMA DARI KATA “INTEGRASI” DARI SELURUH MATRA YANG ADA YAITU:MATRA DARAT (AKMIL),MATRA LAUT (AAL),MATRA UDARA (AAU),MATRA KEPOLISIAN (AKPOL),MATRA STPDN, MATRA MAHASISWA YANG DITUGASKAN DARI MASING – MASING KESATUAN…UNTUK BERINTEGRASI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER DAN JIWA INTEGRASI KETIKA SUDAH PURNA BHAKTI LATSITARDA NUSANTARA DAN MENJALANKAN AMANAH KEPADA BANGSA DAN NEGARA DI MEDAN TUGAS MASING – MASING…HAL INI TERWUJUD DAN TERBUKTI KETIKA SAYA SETELAH 18 TAHUN KEMUDIAN PADA TAHUN 2015 SAAT SAYA SUDAH BERTUGAS SEBAGAI ABDI NEGARA PADA PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KEHUTANAN KABUPATEN SIMALUNGUN DAN KETIKA ITU MENJABAT SEBAGAI KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH WILAYAH VIII KEHUTANAN MENGKOORDINASIKAN 2 (DUA) KECAMATAN YAITU : KECAMATAN PEMATANG TANAH JAWA DAN KECAMATAN HATONDUHAN… SAYA BERKUNJUNG KE BATALYON INFANTERI 122 TOMBAK SAKTI MARIHAT KARENA MERUPAKAN LINTASAN WILAYAH KERJA SAYA DAN PERTEMUAN YANG SANGAT MENGHARU BIRU DI HATI SANUBARI SAYA KETIKA SUDAH BERTEMU DAN SEBUAH MEMORY KENANGAN TERINDAH DALAM HIDUP SAYA KARENA LETNAN KOLONEL INF.BERKIM SITOMPUL ADALAH : TEMAN DAN SAHABAT YANG SELALU BERSAMA SETIAP SELESAI APEL MALAM UNTUK SELALU BERCENGKRAMA SEBELUM MENUJU TIDUR KE PARADUAN DAN SELALU SHARING DENGAN INDAH DAN ADA SATU JUGA SAHABAT YANG SAMA
LETNAN KOLONEL Arh. JAN PITER PARNINGOTAN GURNING. YANG TELAH MENJABAT SEBAGAI DANDIM 0717/PURWODADI…KITA BERTIGA MEMILKI KEMESRAAN YANG SELALU BERSAMA DAN TERINTEGRASI DAN JIKA SAYA MELIHAT FOTO KETIKA LATSITARDA NUSANTARA AKABRI 1997 DAN KETIKA BERTEMU DI BATALYON INFANTERI 122 TOMBAK SAKTI WAJAH DAN AURORA TIDAK MENGALAMI PERUBAHAN SAMA SEKALI…BEGITU BERMAKNANYA LATIHAN INTEGRASI TARUNA DEWASA NUSANTARA (LATSITARDA NUSANTARA AKABRI 1997) DAN TERIMAKASIH BAGI PARA PEMBINA SELAMA MEMBIMBING KAMI SELAMA BHAKTI LATSITARDA NUSANTARA SEMOGA KURIKULUM LATSITADA NUSANTAR SELALU MENJADI HAL YANG MELEKAT BAGI ANGKATAN KE ANGKATAN DAN DARI GENERASI KE GENERASI BAGI INTEGRASI PARA PEMIMPIN MASA DEPAN INDONESIA…..SALAM LATSITARDA NUSANTARA…..SALAM HORMAT….REINOLD RIO PASARIBU,S.Sos (ILMU PEMERINTAHAN) PURNA BHAKTI LAIHAN INTEGRASI NUSANTARA TARUNA DEWASA NUSANTARA 1997 PROPINSI RIAU KOMPI KARBAK PANGKALAN BUNUT SATUAN LATIHAN ELANG….JIWA KORSA UNTUK INDONESIA….AMEN….
Terima kasih telah berbagi cerita di tulisan ini, kenangannya sudah 20 tahun berlalu hehehe…dan tulisan ini saya buat sembilan tahun lalu !! Senang telah berbagi cerita, semoga teman-teman yang tergabung dalam LATSITARDA XVII di Provinsi Riau (1997) lalu menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara ini, amiin
Waduhhhh masih ingat di Inhil 1997 bersams kawan kawan ada satu cerita waktu mancing malam ehhhh ketahuan sama pengasuhhhh duhh duhhh kena prmbinaan malam srmoga rekan rekansehst selalu All Four one One For All Kabupaten Inhil KRI Teluk Banten 356 siap berlayar dan bertempur
assalamualaikum early
Apa khabar, dimana berbhakti sekarang ?
Mayor Cpm Zulkarnain
Puspomad Jakarta
(foto samping bus lagi nunduk he…he… takut kelihatan wajahnya)
Bang Zulkarnain, apa kabarnya ? komandan kita semuaaaahhh di Satlat Macan ! yuhuuuu 😀
Wa’alaikum salam,
aku sekarang di Jakarta ! kalo reunian pasti seru kali yaa 🙂
yupe early..sekarang kamu bareng ama Alam lg dong klo di TAF..kayanya dunia sempit banget buat kalian berdua, ketemu terus selalu..hehe..salam buat Alam dech..
yupe early..sekarang kamu bareng ama Alam lg dong klo di TAF..kayanya dunia sempit banget buat kalian berdua, ketemu terus selalu..hehe..salam buat Alam dech..
hahahaha…aku sih hanya konsultan di TAF, jadi ngga tiap hari ke TAF atau ketemu Alam, soalnya kerjaanku beda departemen dengan Alam. OK, ntar salamnya aku sampaikan 🙂
Adi Raharjo, SSTP, MSi
Salam Kenal Mbak.
Nggak nyangka jadi inget kembali saat Latsitarda (Saya Latsitarda Sumsel Tahun ’99-2000).
Karena berkumpul dari seluruh Angkatan+Polri+ Mahasiswa/wi, pertama kali ketika berangkat dari Semarang, semua masih memiliki rasa ego yang tinggi dan membawa nama Corps (kesenggol dikit aja marah).
Ehhh, pulang Latsitarda pada nangis semua kayak nggak rela harus berpisah, sampai baju, celana n topi PDL kita tikar satu sama lain buat kenang-kenangan.
Saya betul2 berharap pemuda Indonesia dapat menjadi teladan dan saudara bekerja bersama dalam membangun Bangsa. Amien
yg latsitarda 1997 di inhu salam kangen dari desa pondok gelugur…bg edo ,agung,cecep komarudin dll sp lg yaaaa lupaaaa.. miss u all
Saya waktu itu Satlat Macan, di sungai piring…eehhmm udah lama ya
haduuuhh ketemu teman sekampung, tapi lupa wajahnya, hiks ! sekarang dimana ?
faktor
memang dulu di enok juga sama jalan .Belum ada Kalau mau ke tembilahan pakai jalur Laut belum lagi spbu belum ada sampai sekarang jadi di Andalka jalan darat seingat saya tahun 2005 tapi sekarang jalan sudah ada tapi sayang nya jalan rusak ,berat terutama Dari suhada menuju enok jalan nya Seperti tahun 1990an sumpah liat aja di desa suhada
Waahhh, maaf Zakaria dari kesatuan TNI atau IPDN ya ? lupaaa, dulu juga sempat ke Enok diajak Pak Camat jalan kesana, naik boat kayu hahahaha
Satlak Kijang,…..Saleh Marinir 97….kapan kumpul2 dong
Saya alumni stpdn 05… dulu saya di muara bungo, bungo tebo… satlak kijang. saya kasatpol pp sedang dandim nya dari satlak gajah…. makin memudahkan koordinasi fan tugas di lapangan. Mantap brooo….
Satlak Kijang,…..Saleh Marinir 97….ayo bro…..kita pernah ketemu di Mall Bekasi ( Agus Kris – ITS )
sungguh terharu ternyata tulisan tujuh tahun lalu masih ada juga yang baca, hehe…apa kabar semuanya ? sudah lama ngga buka dan update blog ini, sekarang posisiku masih jadi konsultan dg pengalaman yang lebih banyak, dan kenangan delapan belas tahun lalu masih tajam di ingatan ! kapan yuukk kita reunian, silakan kontak ke hp saya kalo ada teman2 dr TNI atau kepolisian pengen ketemuan di no : 082120013075. nanti saya insyaallah akan datang dg suami, ohya kami tinggal di Depok tapi kalo lebaran tetap mudik ke Ngawi 🙂 see you all, selamat berpuasa bagi kawan-kawan muslim…
Salam dari alumni SUSKAPIN MENWA 2000 BALA CITRA
saya terlahir d desa sei.piring..sekarang saya bekerja di batam.
mmbca tulisan bpk, membuat saya menjadi rindu kampung halaman,
kenangan semasa kecil, remaja, sampai mendekati dewasa masih terbayang di ingatan.
mungkin masih bisa brkumpul seperti dulu, tapi suasananya takkan sama seperti dulu, dimana kebersamaan selalu terjalin,
canda tawa maupun duka, mnjadi history yg tak akan lekang oleh waktu.
halo Fitra, saya perempuan lhooo…dan benar bahwa Sei Piring ngga akan terlupakan, saya pas ke Tembilahan tahun 2008 itu juga ngga sempat mampir kesana, cuma punya waktu sehari setelah perjalanan dari Pekanbaru. sekarang memang beda dengan suasana dulu, tetapi kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman semoga tetap terjalin 🙂
Woooww…ternyata kita sempat satu kapal, KRI Teluk Banten..,meski satlak yang berbeda..(aku di satlak gajah).. Salam untuk seluruh anggota peleton yang sering kabur ke perumahan Caltex haha… Yang penting tugas lapangan selesai 100%, selanjutnya kabur kaburlah, daripada tidur ditemani kegelapan dan kera2 yang usil hahaha…(yang penting apel pengecekan, LENGKAAPP!!! haha) Mengenang hal yang ruaarrr biasa…!!
Hahahaha, baru sekarang ya berani ngaku suka kabur ? kenangan indah dan kenakalannya emang tidak terlupakan 😀
Saya begitu terharu jika mengenang masa masa dimana saat itu kami masih kecil2 kampung kami kedatangan orang orang gagah dan pintar dari luar. Yang terpikirkan saat itu adalah kesenangan karna selama latsitarda ada di kampung kami kami merasa aman, terhibur, dan penuh dengan kegiatan. Masa masa itu mungkin yang pertama dan terakhir untuk kami para generasi saat itu, saat itu saya masih SD, apabila waktu istirahat saya pasti pulang kerumah karena dirumah saya ada abang2 latsitarda jg tinggal yg saya ingat waktu itu kalau ga salah namanyaaa bg Tri sumantri (ABRI), Fadlan (STPDN), dll sy suka main sama mereka.
Waahh itu Tri dari Klaten, sekarang sudah jadi pejabat dimana ya ? maaf saya ada banyak foto dimana kami dulu sering main ke rumah Pak Lurah dan banyak anak kecil mengerubungi, cuma mesti bongkar-bongkar arsip di rumah, hampir dua puluh tahun lalu !
Bagi donk foto2nya kak klo msh ada hehee, salam dari kami semua dari Riau khususnya Sungai Piring 🤗🤗
Silakan kontak wa saya aja 082120013075 ngga tahu kapan Kita bisa jumpa lagi mudah-mudahan Tuhan mempertemukan kembali, sehat-semuanya yaaa, Salam saya untuk semua warga Desa Sungai Piring.
Jd ikut terhanyut dan terharu dgn ceritanya..Kangen Latsitarda yg daerah desa pondok gelugur kec perk sei lala airmolek INHU-RIAU *tear*
alhamdulillah teman-teman yang pernah ikut Latsitarda XVIII satu persatu mulai merapat dan membaca tulisan saya yang sudah delapan tahun lalu saya posting ! Bagaimana kabar kawan-kawan semuanya ? meskipun mungkin kita pernah hanya sekitar tersenyum satu sama lain atau mengobrol pendek, saya yakin kita semua terkesan dengan kenangan yang terjadi hampir sembilas belas tahun lalu 🙂 saya mengusulkan kalau memang berkena kita mengadakan reuni. Jika tidak keberatan mohon menyampaikan di komentar ini atau konfirmasi melalui Facebook saya : Early Rahmawati. Ditunggu konfirmasinya ya 🙂 Thanks ! Salam dari Jerman
Siap Setuju…lanjut…makasih amen…
Alhamdulillah, sudah terjalin silaturahmi.
Saya dulu di Satlat Macan, di Tembilahan
Salam jumpa.
Mgkn kita tdk saling mengenal, saya juga adalah salah satu peserta Latsitarda Nusantara di Riau 1997.
Saat itu saya berada di Satlat Hiu berkedudukan di Kota Tanjung Pinang.
Berbagai kenangan suka dan duka sesekali masih terlintas dlm ingatan. Saya dr Praja STPDN angkatan 06.
Msh teringat ada tmn (dr Unibraw kalo ndak salah) menangis2 tersedu sambil menyanyikan lagu Lancang Kuning pd saat kita kembali dr Riau krn teringat cinta lokasinya, hehe….
Kota Tanjung Pinang, tahun lalu aku kesana dengan Tim Ombudsman RI, duuhh beneran jadi bayangin teman-teman yang di Satlat Hiu, yang cerita kalo pulau Bintan keren bangeett…jadi kami yang ditempatkan di Riau daratan waktu itu cuma bisa bayangin gimana ya bagusnya 😉
saya dulu juga Satlat Hiu, penempatan di desa lancang kuning tanjung uban. saya satu komkpi dengan Chaerul dan Anas praja dari Makasar dan Aceh..gimana kabarnya mereka sekarang ya?..
Kak dulu di unair kok bs ikut latsitarda gmn caranya? Daftar sndr kah(?)
waahh aku dulu langsung ke Bagian Kemahasiswaan Rektorat Unair dan daftar aja, baru kemudian ngurus absen di fakultas 🙂
Salam LATSITARDA NUSANTARA AKABRI 1997…Izin menyampaikan
Saya ketika itu MENWA (Resimen Mahasiswa) dan saat itu Mahasiswa yang diperintahkan Rektor dari Resimen Mahasiswa seperti yang disampaikan Early Rahmawati di awal…kegiatan bergabung dengan Taruna AKMIL,Taruna AAL,Taruna AAU,Taruna AKPOL,Praja STPDN,yang merupakan Kurikulum Akhir bagi Para Taruna,dan bagi para Mahasiswa
ooh dari Universitas apa waktu itu dan gabung ke Satlat apa ? Salam kenal yaa, maaf ngga kenal semua mahasiswa yang gabung saat itu saking banyaknya hehehe
Salam Early membaca tulisan ini saya jadi teringat masa itu … saya ikut bergabung di Satlat Macam .. ada satu cerita yang masih aku ingat yaitu ketika rambut sudah mulai gongrong.. nah rupanya di desa itu persis depan rumah tempat aq bersama teman2 menumpang (dr Akpol, AAL, AAU dan STPDN) ada seorang bapak yg sudah tua mungkin usia nya sekitar 60 an .. (skrg gk tau deh masih ada apa gk ,, hmm) singkat cerita bpk itu pandai memotong rambut .. nah kami antri utk pangkas rambut di tempatnya ,, dengan alat potong rambut manual beliau lincah menggunduli kepala teman2 termasuk aq .. bahkan saking semangatnya .. ada teman dr AU yg kesilet telinga nya n darahnya buannyak … hehe.. Itu deh yg aku inget .. selain acara hiburan malam di lapangan yg buat rame situasi desa …
Me
Hallooo, ini siapa ya ? duuhh maaf baru balas…tanggal komentar kaya’nya saat saya lagi di Beijing deh 😉 iyaaah, Sei Piring adalah kenangan indah tak terlupakan walau sudah berlalu 20 tahun !
Seru juga mampir di blokmu Early, salut sama ingatanmu yang tajam…. bersama kita dapet IP 0,…. hikmahnya saya jadi dak cengeng lagi setelah ikut latsitarda dan berani hijrah ke negeri-negeri yang asing namun sarat dengan ilmu dan pengembangan diri.
Umiii, salam buat kota Sydney yaaa…kenangan pas Latsitarda XVIII memang menyenangkan meski ada juga yang menyedihkan ketika ada salah satu sahabatku di Unibraw yang juga aktif di Fordimapelar (namanya Munir) meninggal pas aku di Riau waktu itu, sebelum berangkat sempat telponan dan pas balik lagi ke Semarang ketemu anak Unibraw yang juga kenal Munir mengabari hal itu rasanya sedih banget dan begitu sampai Surabaya aku langsung merencanakan ziarah ke makam Munir di Magelang dengan ditemani Tito. jadi inget banget sama almarhum, Al Fatihah..anyway, ini tulisanku sudah berumur 10 tahun lhoo, jadi kejadian di Riau itu sudah 21 tahun lalu, betapa waktu begitu cepat berlalu..So please bagi yang mau reunian, bagaimana kalo kita bikin wa group, perkenalkan diri dan kasih no wa masing-masing kirim ke waku : 082120013075 jadi nanti aku akan invite semuanya, pelan-pelan aja…aku yakin teman-teman semuanya sudah menyebar di seantero Nusantara dan pastilah kita bisa melakukan sesuatu untuk negeri ini dg profesi masing-masing, yang penting kita kompak dalam keberagaman. Kita harus jaga NKRI, jangan mau dipecah belah, OK ! See you all, salam cinta dari Cinere Depok…btw, insyaallah aku mau pindah ke Jogja, pengen punya rumah lebih besar, pengen bikin homestay dan cafe nanti kita bisa reunian disana ya, amiin
Assalamualaikum,
Saya di satlak HIU Ranai Natuna
Waah baru tahu ada Satlat Hiu yang ditempatkan di Marina, saya pikir cuma di Pulau Bintan. Salam kenal dan semoga selalu sehat, amiin
Maaf ditempatkan di Natuna
It’s hard to come by well-informed people in this particular subject, but you
sound like you know what you’re talking about!
Thanks