Akhirnya semua jerih payah selama dua setengah tahun ini selesai sudah dan tentu saja dapat menunaikan janjiku untuk pulang ke Tanah Air serta merayakan Idul Fitri tahun ini bersama keluarga besarku (setelah dua kali lebaran di Jerman!), bertemu ayah ibu, adik-adik dan iparku serta lima keponakanku : Da’afa (yang kalem dan pinter), Dinda (yang tetap ceria meski berkacamata serta juara pidato terus meski masih umur 8 th, hebat Din!), Asyraf (yang kadang bandel tapi ngangenin hehehe…), Aira (si imut yang manja dan baru bisa jalan), serta paling bontot, si gendut Farel yang baru sebulan lahir serta sepupu-sepupu yang bawel, tante dan om serta tetangga dekat rumahku π Alhamdulillah…segala suka duka menempuh studi di Jerman (yang kumulai hampir sepuluh tahun lulus dari sarjana) berakhir dengan manis tanggal 29 Juli 2011 lalu, dengan senyuman dari kedua profesor yang membimbingku, dengan foto legendaris yang akan selalu kami kenang…dan juga atas semua yang telah terjadi selama dua setengah tahun tinggal dan beradaptasi dengan budaya baru yang ternyata juga aku nikmati π
Yah, dan persahabatan yang indah selama di Jerman memang hampir segalanya bagiku. Bertemu dan hidup bersama mereka yang berasal dari negara-negara di berbagai belahan dunia. Sesuatu yang selalu membuatku kuat untuk bertahan seperti yang dikatakan sahabat tersayangku, yang selalu ada untukku, yang mendukungku untuk mewujudkan project kampanye produk Indonesia di Jerman (dengan berfoto memakai baju batik, kebaya dan tenun! – lihat foto-fotoku di Facebook yaaa….), yang memasakkan masakan enak untukku, yang selalu percaya bahwa aku adalah perempuan yang kuat dan tentu saja aku juga akan selalu merindukan semua kebersamaan kami selama ini. Senyuman indah dari orang-orang tersayang di Jerman itulah yang membuatku tidak mudah untuk berpisah dengan mereka, tetapi tentu saja hal ini telah terbayar saat aku kembali ke Indonesia, bertemu dengan keluarga tercinta dan teman-teman yang juga kusayangi di tanah air.
Tentu saja masih melekat di kepala saat-saat suka dan duka di Jerman itu. Tangisan di stasiun kereta setiap kali kami berpisah (walaupun kemudian bertemu lagi), jadi DJ di Radio PPI Dunia (program Keliling Indonesia – wah jadi kangen siaran!), jalan-jalan di Black Forest dan sepedaan di Draisam, menikmati pertama kali salju turun di Osnabrueck plus main-main salju dimana saja, belajar bahasa Jerman pertama kali seperti anak TK plus serunya buka bersama selama Ramadhan (tahun 2009) dengan teman-teman Muslim dari berbagai penjuru dunia di Gaestehaus Goethe Institut Freiburg, merayakan Idul Fitri dengan penuh kerinduan pada keluarga (sampe nangis, tapi akhirnya bisa makan-makan enak juga !), main biola di acara imigran perempuan plus serunya lomba-lomba pas Agustusan di Freiburg, ngobrol seru dengan teman-teman di cafe-cafe yang asyik di banyak kota di Eropa yang sempat kusinggahi, kenangan ketika sarapan plus mencoba menikmati espresso atau cappucino pertama kali sambil memandang kelinci-kelinci yang berlompatan di kebun belakang apartemen Octavio di Berlin setelah sarapan, mengejar tram atau bus yang selalu ‘just in time’ dan tertawa mengenang semua kelucuan kala panik karena hampir ketinggalan kereta dengan teriakan ‘run for you life!’, makan malam jam 24.00 karena lapar lagi (meski sudah makan malam!) and he said, “welcome to the civilization my dear!”, memberi kejutan pada saat ulang tahun teman-teman tersayang, memasak makanan khas Indonesia mulai rendang, opor ayam, soto, bikin tumpeng, tempe dan tahu bacem, dll yang membuat teman-temanku takjub, menghadiri berbagai konferensi (seperti The Right Livelihood Award Conference di Bonn 2010 – http://www.rightlivelihood.org) dan mengikuti sekolah musim panas yang menyenangkan (di Central European University Budapest, Tallin University – Estonia dan The Stockholm School of Economics Riga – Latvia), berhasil menerbitkan buku online yang digagas oleh Ayu Shapira di 65 kumpulan cerita Aku Bangga Aku Anak Indonesia (2010), menerbitkan buku dengan kawan-kawan pekerja perempuan di seantero dunia tentang pengalaman Ramadhan di negara orang dalam buku 30 Hari Dalam CintaNya (dan dapet royalti!), pertama kali mengurus jenazah (suami teman) plus men-sholat-kannya untuk segera dikirim ke Indonesia, juga menari Saman dan main angklung dalam pentas musim panas di Uni Freiburg, plus memandang matahari terbit yang sungguh indah dari balik Pegunungan Alpen menjelang tahun baru 2010 dalam perjalanan melalui ferry dari Konstanz ke Freidrichshaffen, mengunjungi semua museum mobil yang ada di Jerman (BMW, Porsche, Mercedes dan Volkswagen), mengunjungi puluhan kota plus belasan negara di Eropa (dalam kurun waktu 2,5 tahun sekolah di Jerman), telah menemukan my second hometown di Jerman (Freiburg im Breisgau! – aku dapat hadiah buku berisi foto-foto indah tentang Freiburg dari Kai dan Octavio, thanks my dear!) dan yang paling kurindukan tentu saja adalah pelukan hangat yang selalu ada untukku dari sahabatku tercinta.
Well, aku juga akan banyak membuat kenangan nantinya, ketika semua pengalamanku di Indonesia (insyaallah) memberi manfaat bagi banyak pihak. Dan ternyata setelah dua minggu aku kembali ke Indonesia aku harus sudah kembali bekerja ! Ya, benar-benar bekerja seperti dulu, dengan sederet agenda yang hampir membuatku susah bernafas…tapi aku berusaha menikmatinya, meski kadang suka melakukan banyak hal yang janggal di Indonesia sekaligus merindukan banyak hal yang kulakukan di Jerman dulu tapi jarang bisa kulakukan di sini, seperti tanpa sengaja minum air dari kran (wah, hehehe..), kangen nongkrong di cafe pas lagi suntuk-suntuknya ngelembur karena harus verifikasi sekian puluh rencana strategis lembaga-lembaga pemerintah di Tanah Bumbu (Kalsel), ngga bisa bebas akses internet seperti di Jerman (hehehe…) dan banyak hal lain yang menurutku mungkin kelak akan bisa kunikmati juga meski tetap butuh waktu. Tapi aku siap untuk mulai merancang banyak hal yang akan kulakukan, paling tidak setahun ke depan ini (membantu pemasaran sandal kulit Bu Yamto dari Solo – yang pernah aku bawa sandalnya untuk aku potret di Berlin dan Freiburg, bikin komik wayang untuk dipasarkan di Frankfurt Book Fair, pendampingan di beberapa pemerintah kota dan kabupaten di Indonesia, plus pengembangan industri kreatif Indonesia, termasuk menyambut Indonesia World Batik Summit 2011!), ya sesiap ketika aku mulai merencanakan berbagai kegiatan yang akan kulakukan di Jerman tahun depan (insyaallah..), dan tentu saja hal ini sangat menyenangkan. Aku sangat bersyukur atas apa yang kumiliki saat ini, keluarga tercinta dan teman-teman tersayang yang selalu mendukungku, juga kesempatan yang kumiliki – pekerjaan yang membuatku bisa keliling Indonesia!, yang membuatku terpacu untuk selalu mengembangkan diri. Alhamdulillah…thanks God:)
Batulicin Tanah Bumbu Kalsel, 16 September 2011
Wow congrats ya Mba! smg ilmunya dapat diamalkan ke tanah air tercinta ini π
salam kenal mbk. Aku anak penalaran unair juga.
bagi bagi tips dong mbk gmn bisa sampai di sana???
hallo Erick dan Dino..makasih ya ! π soal tips-nya banyaklah hehe…yang penting googling aja info-info beasiswa yang ada di banyak tempat dan pelajari bener-bener, ntar kalo ada yang ditanyakan secara khusus, boleh deh kontak aku di : onearly@gmail.com good luck ya !!
mampir2..