Apa yang kuharapkan dari musim yang sudah terlanjur dingin ini, aoakah merindukan bermain salju seperti di Pegunungan Black Forest hampir dua tahun lalu ? Angin menderu, hujan tiap hari, mendung kelabu atau teriakan pada para bocah kucing-kucing kami agar segera masuk rumah jika gerimis mulai turun ? Tracy, Puput, Pipiiiiiinnn….masuk Nak, jangan main-main di luar teras, sudah hujan tuuhh !! Hahaha…dan para tukang bangunan depan rumah yang sedang direnovasi pun senyum-senyum dengar teriakanku, karena ajaibnya para bocah itu berlarian pulang ke teras dengan kerincingan bunyi kalung di lehernya 😀
Pindah ke rumah baru sejak beberapa bulan lalu, kami merasa beruntung karena sudah merasa homy dengan suasana yang serba cukup. Karena dari rumah mertua yang luas, kamar yang besar dan juga hlaman tempat berlarian kucing, kini kami menempati rumah berlantai dua dengan total luasan tanah hanya 31 M2, kok bisa ? Ya bisalah, dengan kerja keras pula pada awalnya untuk menyortir semua barang kami yang menumpuk di salah satu kamar di rumah mertua yang kami tempat selama tiga tahun ! Mungkin puluhan kilo baju, pernah pernik, buku dan barang-barang lain yang telah kami hibahkan, menyebar ke saudara, kantor dan juga ke tempat pembuangan sampah, hehehe….dan sebagai gantinya kami harus pandai-pandai untuk menahan diri tidak menambah dan menyimpan barang yang tidak berguna di rumah kami yang kecil ini. Semua perabotan benar-benar harus diukur dengan tepat agar tetap leluasa bagi kami untuk bekerja (khususnya suami yang bekerja di depan laptop, progammer soalnyaahhh..) dan juga berisitirahat, bersantai nonton TV sekaligus memasak plus rumah yang nyaman bagi kucing-kucing kami yang plus minus berkisar antara 6 – 9 ekor 😀 Sebagai penyayang kucing dan seringkali menyelamatkan kucing jalanan yang masih kitten atau sakit, mestilah kami pandai-pandai mengatur tata letak barang, tempat pasir, kandang kucing (cuma satu siih untuk kondisi darurat, kalo semuanya sehat ya ngga ada yang masuk kandang), tempat makan dan minum agar mereka nyaman. Dengan menguatkan hati meski kadang terlanjur sayang kami pun harus rela menyerahkan kucing-kucing yang disukai mereka penyayang kucing lain agar diasuh untuk seterusnya karena kami punya keterbatasan dan tidak pula sama tetangga jika kucing terlalu banyak, meski sejauh ini mereka baik-baik saja 😉 Tapiiii jika hujan tiba, masalah memang lebih banyak timbul karena pasir bekas pipis kucing jadi susah kering (dijemur pun harus ingat diambil kalo tiba-tiba hujan !), kucing-kucing jadi terbatas main ke luar rumah..karena kasihan kalo di dalam rumah terus, prinsip saya kucing adalah binatang bebas, boleh main di luar rumah jika sudah disteril dan divaksin jadi aman ngga akan bunting atau membuntingi plus mencegah penyakit datang. Makanan dan minuman selalu ada di teras juga karena untuk para kucing liar yang suka mampir ke rumah dan main-main di komplek kami, jadi sebenarnya mereka juga ngga minta banyak, cuma butuh makan, minum, tempat pup dan pipis yang tidak sembarangan plus naungan jika hujan…PR kami nanti kalau sudah punya rejeki lebih bikin rumah-rumahan nempel di tembok teras buat kucing yang lebih suka di luar rumah kalo malam 🙂
Musim dingin ala Grogol – Cinere Depok memang telah tiba, dan disiplin akhirnya menjadi kunci. Ah, ngga masalah sih selama kompak dengan suami ngurus rumah dan penghuni berkaki empat yang sekarang ada enam yang tidur di rumah (tapi kalo pagi sampe malam Tracy dan Puput main terus di luar) plus tiga ekor yang keliaran dan minta makan minum di teras. Hidup itu memang sederhana kok, sesederhana menuliskan catatan harian tapi entah kenapa setahun lebih kutak menulis juga, terlalu banyak alasan !
Anyway, met istirahat semuanya…besok mesti siap-siap untuk ke Lombok, pulau yang terakhir kali kukunjungi hampir empat tahun lalu, wah ! 😀
D’Golden Cinere Depok – 27112017
Tinggalkan komentar